MUSIC INSTRUMENTMusik adalah karya dan budaya manusia, demikian halnya dengan alat musik yang berkembang seiring dengan perkembangan musik.
Mengenai alat musik dan pemakaiannya sejak zaman dahulu yakni pada masa Perjanjian Lama, sampai pada masa sekarang sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat yakni mulai dari alat musik zaman dahulu yang sangat sederhana, dibuat dari berbagai bahan yang dihasilkan dibumi ini, atau dari kulit binatang, tapi alat musik yang sederhana itupun dapat mengahsilkan nada-nada yang indah. Sedangkan pada zaman sekarang melihat semua alat-alat musik sudah ‘elektronik’ sangat canggih. Namun tujuan dari terciptanya alat musik adalah sama, dari dahulu sampai sekarang adalah untuk menghibur
[1]Musik sendiri memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap setiap makhluk hidup, musik bisa mempengaruhi pikiran dan hati manusia. Tanpa disadari musik sangat mempengaruhi suasana hati seseorang. Karena itulah, musik sangat ditekannkan dalam setiap kegiatan besar.
Tuhan pun menyukai musik yang keluar dari sebuah alat musik. Dalam II Tawarikh 5: 12-14 disana memperlihatkan betapa kemuliaan Tuhan Allah memenuhi Bait Allah ketika umatnya mengumandangkan puji-pujian dengan berbagai alat musik.
[2]Sejarah alat musik yang ada pada perkembangan zaman yang ada sebelum zaman sekarang ini menunjukkan beberapa perubahan yang cukup menarik seperti hanya dalam zaman romantik, zaman klasikal, dan zaman yang lainnya Musik dalam periode ini dilatarbelakangi oleh semangat zaman yang sangat terkenal: Age of Enlightenment, yaitu gerakan dalam ide di balik Rasionalisme. Satu abad sebelumnya, Eropa sedang memasuki masa klimaks Humanisme.
Alat Musik Dalam AlkitabDalam Alkitab menyatakan bahwa ibadah umat Israel tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan dibidang musik. Berdasarkan Alkitab manusia sudah memngenal alat alat musik pada generasi kelima setelah manusia pertama (Adam). Yubal anak Lamekh “Dialah yang menjadi Bapak semua orang yang memainkan kecapi dan suling” (Kej 4: 21), dialah penemu musik dan kitab Wahyu menerangkan bahwa akhir hidup orang yang percaya adalah menyanyi, memuji dan menyembah Tuhan selama-lamanya didalam Surga.
[3] Dalam bahasa Ibrani kecapi dan seruling: Ugab yang dipakai untuk menyatakan jenis pipa atau buluh yang digunakan sebagai alat tiup.
[4] Itu berarti alat musik dalam Alkitab sudah ada namun jika dilihat dari hal yang diatas maka ada kemungkinan pemakaian alat musik pada masa itu masih jarang.
Adapun pada masa Perjanjian Lama beberapa kitab yang menuliskan bahwa penggunaan alat musik dilakukan untuk memuja dewa-dewa mereka, sebagaimana kisah dari istri-istri Salomo melakukan penyembahan dengan tarian dan alat musik yang cukup riuh. Demikian juga halnya dalam Alkitab yang menuliskan bagaimana sejarah alat musik yang dimainkan oleh bangsa Mesir, Babilonia dan Siria yang mempengaruhi musik orang Ibrani.
Alat musik yang tercantum dalam Alkitab mungkin mirip dengan gambar-gambar pahatan pada kuburan-kuburan dan kuil-kuil dari kebudayaan kuno diTimur dekat.
[5]Walaupun setiap kebudayaan memiliki ciri khas musiknya sendiri. Ada beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keberadaan kebudayaan menunjukkan ciri khas yang berbeda satu dengan yang lainnya, Melalui peralatan komunikasi modern diperkenalkanlah berbagai jenis musik dari berbagai kultur yang sering kali jauh berbeda dengan musik di Indonesia sendiri. Misalnya, musik dari Jepang, musik tiup dari Pegunungan Andes, atau tam-tam dart Afrika Tengah. Sedangkan alat musik yang terkenal dari Indonesia adalah suling.
Setiap agama memperkenalkan jenis alat musiknya sendiri. “Dari berbagai penelitian ditarik kesimpulan bahwa kebanyakan agama menyuguhkan musiknya dalam nada minor. Hampir setiap kali mereka menggunakan pertukaran nada atau irama yang menuntun pada ekstase. Siapa saja yang terbawa hanyut dalam arus ekstase, ia menemukan pintu masuk ke dalam dunia roh, dunia para dewa. Bandingkan dengan Jaran Kepang di Jawa atau tarian Cakalele di Ambon dan Minahasa atau tarian tertentu di Bali yang semuanya diiringi oleh bunyi-bunyian musik tertentu. Semuanya membuat seseorang mengalami sesuatu yang lain daripada kehidupan dunia normal. Dengan kata lain, ia dipimpin oleh musik tersebut untuk mencapai suatu dunia lain, dunia ekstase.”
[6]Dalam tulisannya Mike dalam buku yang berjudul Pelayanan Musik menuliskan bahwa: “Dalam Alkitab, pelayanan yang menggunakan terompet hanyalah pelayanan yang dilakukan oleh penyanyi dan pemusik. Mereka mengemukakan fungsi pelayanan musik yang Alkitabiah diantara: Memanggil orang untuk berkumpul, menyuruh laskar-laskarnya berangkat berperang”
[7] dari pernyataan diatas makin jelaslah bagaimana Allah juga bisa memakai alat musik untuk menunjukkan kuasa-Nya.selain daripada itu makin terlihat juga fakta-fakta bahwa dalam Perjanjian Lama alat musik sudah berperan sesuai dengan yang Tuhan kehendaki.
Alat Musik Pada AwalnyaAlat musik pada dasarnya bersifat objektif (tidak akan memberikan pengaruh apa-apa), namun ketika ada orang yang memainkannya maka alat musik tersebut akan bersifat subjektif. Karena alat musik itu sekarang menjadi alat dari si pemain untuk menyalurkan nuansa perasaan, pengertian dan apa yang ia ingin sampaikan kepada orang lain melalui apa yang ia mainkan. Musik mempunyai dua pengaruh besar yang mempengaruhi hidup kita: musik yang baik akan mempengaruhi kerohanian kita; musik yang rendah kualitasnya, akan menyentuh aspek badan kita yang bergerak. Maka alat musik yang sama yang dimainkan secara berbeda akan memberikan dampak yang sangat berbeda. Sebagai contoh alat musik timur tengah (mis: kecapi, tamborin). Musik bukan demikian sederhana, musik mempunyai pengaruh yang sangat besar dan diantara alat musik yang paling berbahaya, yang menyentuh kedagingan kita adalah yang bersifat perkusi. Itu sebabnya orang-orang dari agama kuno dan yang ingin mendorong orang untuk berperang/ melakukan tindakan brutal, selalu menggunakan perkusi.
[8]Berbicara mengenai awal dari pemakaian alat musik kita akan melihat bagaimana Lucifer sendiri pada awalnya adalah malaikat yang Allah tugaskan untuk memainkan alat musik yang indah dan sampai pada akhirnya lucifer punya keinginan untuk sama seperti Allah sehingga seorang malaikat yang Allah percayakanpun jatuh dalam dosa dan bagaimana dengan musik dan alatnya yang lucifer gunakan selama ini. Sebagai bagian dari pelayanan Lucifer tampaknya ia dianugerahi keterampilan yang tinggi untuk memainkan alat musik. Dia memainkan alat musik yang merupakan ciri khas tiga kategori musik akuistik yang kita kenal sebagai :
Viol adalah instrumen yang memakai dawai/senar (Ibrani: nebel yang dapat diterjemahkan psaltry atau lyre (gambus) (Yesaya 14: 11). Keluarga viol adalah awal dari biola yang kita kenal sekarang. Alat musik ini sangat populer pada akhir abad ke-14.
Seruling adalah alat musik tiup (Ibrani: negeb).
Genderang adalah alat musik perkusi (Ibrani: toph yang berarti tambur/drum). Dalam Alkitab bahasa Inggris, kata ini diterjemahkan timbrel sebanyak 9 kali dan diterjemahkan tabret sebanyak 8 kali.
[9]Kurt Sachs dalam buku A History of Musical Instruments (Sejarah Alat musik), New York, 1940, menuliskan bahwa alat musik ini dibuat dari selinder kayu dengan lapisan kulit dikedua ujungnya tanpa lempengan yang bergemerincing (yang terdapat pada rebana) atau stik (pemukul).
Hampir tidak diragukan bahwa alat musik pertama yang dibuat adalah alat musik tabuh. Alkitab berkata bahwa Yubal adalah “Bapa semua orang yang memainkan kecapi dan suling” (Kej 4: 21) ayat ini hanya menyebutkan kecapi dan organ, yaitu alat musik senar dan tiup.
Namun menurut legenda, Yubal mendapat ilham dari nada ayunan kapak Tubal-Kain yang memukul logam tempat menempah besi. Not-not yang pertama yang terdengar melalui pukulan melalui benda yang mengahsilkan nada seperti kayu atau batu, kemungkinan menciptakan nada yang tidak pasti dan tidak jelas. Meskipun demikian, kita tahu bahwa nada dihasikan oleh alat musik tabuh.
[10]Alat Musik Zaman AdamAdam manusia pertama,diciptakan oleh Allah menurut gambar Allah pada hari keenam. Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup kedalam hidungnya, dan manusia itu menjadi mahluk hidup. Dalam penciptaan Adam Allah belum menciptakan alat musik, tetapi sudah menciptakan kepekaan untuk menikmati musik. Pdt Heryanto mengatakan dalam bukun suara metodist “setiap manusia diciptakan Tuhan dengan suatu kepekaan untuk menikmati, mencerna dan mempergunakan musik
[11]”. Artinya bahwa dalam penciptaan Adam atau dalam zaman Adam Tuhan sudah menanamkan nilai-nilai seni dalam jiwa manusia untuk mendengar musik dan memainkan Alat musik.
Kalau berbicara tentang pemakaian alat-alat musik dalam diri Adam sendiri, belum ada ditemukan, bahkan dalam Alkitab tidak ada ayat ataupun pasal yang mengatakan Adam memakai alat musik sejak ia di ciptakan. Tetapi “berdasarkan Alkitab manusia sudah mengenal Alat musik pada generasi kelima setelah manusia pertama (Adam). Yubal anak Lamek “dialah yang menjadi bapak semua orang yang memainkan kecapi dan suling” (kej 4: 21, diaalah penemu musik”.
[12] Dalam hal ini jika dilihat dari Zaman-zaman para babak leluhur, Yubal termasuk dalam Zaman Adam. Jadi alat musik pada zaman Adam sudah ada, yaitui kecapi dan suling.
Karl-Edmund prier sj, dalam bukunya menyatakan “Dalam Kitab Suci perjanjian lama diceritrakan bahwa Jubol (Yubal) dalah pan cipta Alat musik tiup dal Alat musik berdawai ; disebut pula bahwa ia adalah seniaman musik yang pertama didunia (Kej 4: 21).Jubol disebut-sebut sebagai penumu pencipta Khinnor, yaitu harpa kecil berbentuk segitiga dan ugabah yaitu sebuah seruling. Tetapi ternyata Alat musik tersebut telah dikenal oleh bangsa mesir.”
[13]Alat Musik Zaman Musa
Sebagai pemimpin yang besar, musa punya pengaruh pula bagi bangsa israel. Musa hamba Allah yang menjadi nabi bagi umat pilihan Allah. Musa memiliki tugas untuk memimpin bangsa Isreel kepada penyembahan yang benar dan kembali beribadah kepada Allah yang disembah Abraham, Ishak dan Yakub leluhur bangsa Israel.
Peristiwa keluarnya Israel dari Mesir sangatlah dramatis, berawal dengan tanda yang diberikan Allah kepada Musa sebagai kuasa yang dipercayakan Allah untuk diperlihatkan kepada orang israel (bandingkan Kel: ). Musa melakukan banyak tanda ajaib dengan kuasa dari Allah. Tongkat menjadi ular, adalah bukti awal bahwa misi yang harus dikerjakan Musa berasal dari Allah. Namun kendala yang dialami datang dari Firaun, dimana firaun tidak mengijinkan bangsa tersebut meninggalkan Mesir. Penolakan firaun diiringi dengan Tulah yang menimpa bangsa Mesir, sampai pada akhirnya mengijinkan Musa membawa bangsa Isarel meninggalkan Mesir, meskipun tidak rela sepenuhnya.
Kepergian bangsa Israel dari Mesir setelah Tulah yang terakhir yakni dengan kematian anak sulung di Mesir juga merupakan satu peristiwa yang besar. Bangsa Israel pada akhirnya berhasil keluar dari perbudakan Mesir untuk beribadah kepada Allah yang hidup. Kemenangan Israel menghadapi penyusulan tentara firaun dilaut teberau yang ditandai yang ditandai dengan tenggelamnya tentara berkuda firaun dirayakan dengan nyanyian pujian yang berbalasan dari musa dan rakyat Israel disertai tari-tarian dengan rebana sebagai alat musiknya sebagaimana dituliskan oleh Rosin demikian:
Dan sama seperti perempuan menyambut pemenang, yang pulang dari peperangan,dengan nyanyian dan tarian (umpamanya: 1 Sam 18 : 6-7)demikian pula miryam, saudara saudara perempuan Harun menyambut kemenangan Tuhan dengan membalas nyanyian Musa. Dia di ikuti oleh semua perempuan yang lain yang memukul rebana serta menari-nari: kegembiraan yang meluap-luap, tetapi yang dinyalakan dan dipimpin oleh Roh Kudus yang menghinggapi Miryam, seorang Nabiah.
[14]Kemungkinan besar Rebana adalah alat musik yang sering dipakai oleh orang Israel meski mereka berada dinegeri Mesir, tempat mereka diperbudak selama ratusan tahun. Luapan suka cita Miryam diekspresikan dengan alat musik dan tarian mengiringi lagu atau nyanyian Musa sebagai Ibadah kepada Allah, yakni tanda pengagungan terhadap kebesaran Allah yang telah memberi kemenangan.
Rebana sendiri adalah alat musik Tabuh yang terbuat dari kulit sapi, dan dalam bahasa Ibrani disebut Tumpanon.
Alat Ini sejenis tambur, dipegang oleh tangan yang satu dan dipukul dengan tangan yang satu lagi. Dipakai untuk mengiringi nyanyian dan tarian (Kel 15 : 20). Selalu dihubungkan dalam Perjanjian Lama dengan sukacita dan kegembiraan dan dipakai untuk mengiringi kegembiraan pesta (Yes 5 :12), dan sorak-sorai dari arak-arakan kemenangan (1 Sam 18 : 6).
[15]Alat Musik Zaman YosuaSangkakala, kata ini dipakai untuk menterjemahkan beberapa kata Ibrani. a, qeren, harfiah berarti tanduk (Yos 6; Dan 3 : 5). Sangkakala jelas dibuat dari tanduk binatang, tapi kemudian dibuat dari logam dengan meniru bentuk aslinya. b.sopar, tanduk yang agak panjang, dan ujung bawahnya melengkung keatas. Inilah sangkakala nasional Israel, dipakai pada peristiwa-peristiwa militer atau agama untuk memanggil orang berkumpul. Sampai hari ini masih dipakai disinagogeYahudi.
[16]Kita membaca dari Alkitab yang menceritakan bagaimana Yosua dan bangsa Israel menggunakan sangkakala sebagai sarana yang dipakai oleh Tuhan untuk merubuhkan tembok Yerikho yang tebalnya berlapis-lapis (jika dibandingkan dengan tembok zaman sekarang kemungkinan 100 x tebalnya). Bangsa Israel yang pada waktu itu keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan ternyata harus melewati tembok itu dan menghadapi bangsa yang besar. Allah berfirman kepada Yosua untuk mengelilingi tembok sebanyak 7 kali.
Berfirmanlah Tuhan kepada Yosua: “Ketahuilah, Aku serahkan ketanganmuYerikho ini berserta rajanya dan pahlawan-pahlawannya yang gagah perkasa. Haruslah kamu mengelilingi kota itu yakni semua prajurit harus mengedari itu sekali saja;demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya, dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba didepan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harius mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala. Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu maka haruslah semua bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung kedepan”
[17]Ternyata Allah memakai sangkakala untuk menyatakan kemuliaanNya bagi bangsa Israel dan bagi bangsa-bangsa lain. Dari kutiban diatas jelas sekali bahwa alat musik yang berupa sangkakala adalah salah satu sarana yang Tuhan pakai untuk maksud dan rencanaNya.
Alat Musik Zaman Daud
Dalam kebiasaan bangsa Israel, Musik,menyanyi dan menari adalah biasa dalam pesta, khususnya pesta pernikahan dan memtik buah anggur (Yes 16 : 10). Bahkan Daud sebagai …..dari gembala dipadang sudah biasa memainkan kecapi (1 Samuel 16 : 18). Musik sangat penting dalam kehidupan sosial orang Israel.
Raja Saul juga membutuhkan keterampilan Daud dalam memainkan kecapi, dan Saul terhibur dengan apa yang dilakukan oleh daud. Behkan para putri Yerusalem menari kegirangan dengan memukul-mukul rebana ketika Daud kembali dari peperangan dengan kemenangan yang gilang gemilang.
Selain kecapi dan rebana yang dipakai dalam acara suka cita seperti pesta atau kegirangan karena kemenangan atas peperangan, alat ini juga bisa dipakai dalam suasana duka, khususnya kecapi. Nyanyian ratapan yang dibawakan Daud karena kematian Yonatan sahabatnya (2 Samuel 1 : 18-27) merupakan contoh yang paling jelas.
Telah menjadi kebiasaan menggaji para ahli peratap untuk meratap pada saat-saat berkabung. Dalam hal ini biasanya termasuk para peniup seruling (Matius 9 : 23). Menurut Maimonides, suami termiskin sekalipun diharapkan menghadirkan paling sedikit dua peniup seruling.
[18]Beberapa alat musik yang disebutkan dalam Mazmur 150 antara lain: sangkakala, gambus dan kecapi, rebana, seruling, dan ceracap. Daud dengan latar belakang sebagai gembala sudah terbiasa menggunakan kecapi ketika mengembalakan domba ayahnya, dan perempuan-perempuan Israel sudah terbiasa menabuh rebana. Sesungguhnya, banyak jenis alat musik petik. Bukan hanya kecapi atau harpa, ada juga alat-alat musik lainnya, sebagai mana disebutkan oleh Allan Millaerd “sejenis harpa atau kecapi yang dipakai Daud, ialah sebuah kinor. Rekonstruksi ini terdapat di Haifa Music museum. Inilah alat musik pertama yang disebutkan dalam Alkitab (Kejadian 4 : 21; yang dipakai Daud terbuat dari kayu Saru (2 Samual 6 : 5)”
[19]Alat Musik Zaman Salomo
Salomo anak Daud dari Istrinya Batseba mantan istri Uria, ternyata mewarisi jiwa musik bapanya siraja kecapi itu. Dalam posisinya sebagai Raja Israel menggantikan Daud bapanya, ia meneruskan pendayagunaan musik diistana serta dalam kebaktian di Bait Suci tempat Ibadah yang tetap (2 Tawarik 5 :12-13)
[20]Dari penjelasan diatas salomo adalah orang yang peduli dalam pemakaian alat-alat musik didalam kebaktian dibait suci. Kemungkinan yang dapat dilihat dari raja Salomo adalah dimana ia menjadi seorang anak yang mewarisi bakat seni ayahnya.
Ketika Salomo, anak Daud, menjadi raja dan membangun Bait Allah yang pertama, semarak, pagelaran musik menjadi semakin agung Yosephus, sejarawan Yahudi yang terkenal, menulis bahwa dalam Bait Allah yang pertama ada 200.000 peniup terompet dan 200.000 penyanyi berjubah yang dilatih untuk ikut serta dalam ibadah ini. II Tawarikh pasal lima memberikan laporan tentang hadirnya sejumlah besar penyanyi dan instrumen musik, dalam ibadah tersebut
[21]Dalam pembangunan bait suci yang diadakan salomo, bahkan ibadah yang diadakan di dalam bait itu, peranan alat-alat musik sangatlah nyata dalam kejadian tersebut. Dan tidak hanya jumlah yang sedikit tetapi dengan jumlah yang sangat besar. Dan jika dibandingkan dengan zaman sekarang ini, tidak ada ibadah yang mennggunakan musik sampai dengan 200.000 alat musik.
Mike dan Viv Hibert dalam bukunya mengatakan: “Dan pada Zaman salomo dibuat seratus dua puluh buah Nafiri untuk para imam yang meniupnya pada saat pentahbisan bait suci yang didirikan salomo”
[22]. Dalam pernyataan diatas terbukti bahwa pada zaman salomo ditemukan begitu banyaknya alat musik nafiri bahkan pada waktu salomo mengadakan pernikahan dengan wanita mesir dia juga memberikan mas kawinnya dengan 1000 peralatan musik. “Raja Salomo menikah dengan wanita Mesir dengan mas kawin berupa 1000 peralatan musik.”
[23]Alat Musik Zaman Perjanjian BaruPerbedaan yang terlihat dalam setiap zaman tidaklah terlalu jauh berbeda karena pada dasarnya alat musik selalu menunjukkan sebuah perubahan yang tidak mencolok, sebagai contoh terompet yang pada masa Perjanjian Lama terbuat dari sebuah tanduk domba yang domodofikasi sehingga menjadi terompet sedangkan pada masa sekarang tidaklah berbeda jauh kemungkinan hanya perbedaan bahan yang digunakan, tetapi pada dasarnya fungsi dan bentuknya tidaklah jauh berbeda.
Pada masa menjelang Perjanjian Lama dan memasuki zaman Kristus, bangsa Yahudi membiarkan penyembahan mereka berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi sangat formal. Inilah masa-masa kemurtadan dan ketidakpercayaan, sehingga penyanyi dan alat-alat musik tidak digunakan sebagai sarana penyembahan. Hanya Firman yang digunakan oleh pendeta dan lagu-lagu yang didendangkan oleh pemimpin biduan (penyanyi profesional) saja yang terdengar dalam gereja.
[24] jika penulis bisa menyimpulkan dari kutipan diatas jelas sekali terlihat bahwa dengan berubahnya bentuk dan tata cara dalam ibadah maka dalam Perjanjian Baru lebih menfokuskan pada khotbah karena dilatar belakangi oleh keadaan pada masa itu yang mulai menyelewengkan penggunaan alat musik.
Dalam kitab Wahyu juga menjelaskan beberapa hal tentang pangaruh dari alat musik yang dimainkan dengan sederhana tetapi akan menimbulkan efek yang luar biasa. “Dalam Wahyu 14: 2, Yohanes bahkan mendengar suara-suara surga ini berpadu dengan “bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.” Tiap kali suara ini terdengar dibumi, terjadi peristiwa yang fenomenal. Bila suara yang bergema dari hati umat Allah selaras dengan suara yang bergema dari hati Allah, maka ada penyembahan dibumi seperti disurga”
[25]Dalam bagian ini Mike juga dalam bukunya menuliskan bahwa: “Oleh karena para penyembahan berhala menggunakan alat-alat musik untuk penyembahan, maka mereka dilarang oleh kaum Farisi. Hal ini terjadi setelah penghancuran bait Allah pada tahun 70 s.M. secara simbolis Paulus juga berbicara tentang musik – ‘…suara gong dan gemerincingnya canang’. Selama berabad-abad,banyak terjadi kontroversi dalam gereja tentang penggunaan alat musik dan penyanyi didalam kebaktian penyembahan”.
[26]Ternyata jika kita melihat fakta-fakta sejarahnya maka penulis melihat bahwa sesungguhnya alat musik itu sendiri tidak salah, tetapi yang salah adalah mereka-mereka yang menggunakannya tidak pada tempatnya. Penyembahan berhala yang terjadi baik pada masa Perjanjian Lama yang pada akhirnya membuat satu pergerakkan ditengah-tengah kalangan Farisi. Hal ini sebenarnya harus diwaspadai karena cukup memprihatinkan.
Sejarah Masuknya Alat Musik kedalam Gereja
Jika berbicara mengenai sejarah masuknya alat musik kedalam gereja maka pada awalnya musik secara keseluruhan, mulai dari instrumen, nyanyian dan kegiatan peribadatan digereja sudah begitu menyatu dan tidak dapat dipisahkan. Betapa hambarnya (seperti sayur tanpa garam) jika dalam suatu kebaktian tidak ada musik. Kalau memang tidak ada alat muisk sama sekali jemaat tetap dapat menggunakan mulut untuk menyanyikan kidung pujian, dan biasa juga menggunakan tangannya untuk memberi ritme dengan ketukan.
Musik dalam peribadatan secara terorganisir dimulai sejak zaman Daud. “selanjutnya untuk ibadah Daud dan para panglima menunjukkan anak-anak Asaf, anak anak Heman dan anak-anak Yedutun”. Mereka bernubuat dengan diiringi kecapi, gambus dan ceracap.
[27]Kemudian dalam pemerintahan Salomo ketika bait Allah sudah berdiri pelayanan alat musik dalam ibadah ini semakin ditingkatkan dan dimantapkan (II Tawarikh 5: 12; 7: 6). Belakangan, ketika Nehemia mentahbiskan tembok Yerusalem digelar juga paduan suara akbar untuk memuliakan Allah (Nehemia 12: 27-43). Itulah perkembangan keberadaan alat musik dan nyanyian dengan kegiatan ibadah.
Masa Renaissance
Tahun 1450-1600, dalam sejarah musik, sering disebut masa Renai sans, suatu istilah yang dipinjam dari seni lukis seperti kata Barok atau Rokoko. Renaisans adalah sebuah kata dari bahasa prancis. Renaisans yang berarti “Lahir Baru.”
[28]Dalam masa ini musik banyak dikembangkan, diciptakan dan diperdengarkan. “Dua faktor terpenting dalam perkembangan ini adalah pencetakan musik polifonok, selain itu, Risalah-risalah tentang bagaimana memainkan berbagai jenis alat mulai diterbitkan sehingga jumlah pemusik-pemusik amatir meningkat oesat.”
[29] Musik polifonik awal sering kali disebut Organum dalam Risalah-risalah teoritis. Ada anggapan dari beberapa penulis bahwa istilah musik “organum” ini terkait dengan pemakaian Organ.
[30] Jadi dari hal atau pernyataan diatas bahwa musik atau alat musik yang muncul pada masa Renaisans adalah musik Organum atau alat musik organ.
Musik di Zaman ini, belum begitu sempurna bila dipandang dari sudut pandang musik saat ini. Dikatakan belum sempurna karena musik ini tidak memiliki banyak variasi melodi di dalamnya. Cukup sederhana, karena penggabungan antara Bass dan melodinya tidak terlalu rumit dan bila di perhatikan secara musical, bentuk melodinya hanya setiap satu ketukan atau hanya menggunakan not seperempat saja. Sedangkan bassnya hanya dimainkan setiap awal ketukan saja. Birama musik dalam Zaman ini hanya sebatas 4/4 (empat per empat) saja. Dari segi keharmonisannya, musik di zaman ini sudah dapat dikatakan harmonis. Salah satu pemusik yang terkenal di Zaman ini adalah L. Milan.
[31]Salah satu perkembangan yang paling penting dalam musik pada tahun 1450-1600 (Masa Renaisans) adalah perkembangan musik Instrumental. Yang berarti pada masa ini sudah timbul dan sudah dipakai berbagai-bagai alat musik. Dan dibawah ini ada beberapa alat musik yang dipakai pada masa Renaisans, sesuai dengan bagianya.
Pertama: Alat-alat Musik Gesek.
- Viol, Alat musik gesek, mempunyai enam senar yang distem hampir seperti gitar, dengan fret-fret (ukuran yang menentukan interval, sama seperti gitar) pada papan jari.
- Biola, alat misik gesek, mempunyai empat senar.
Kedua: Alat-alat Musik Tiup Kayu.
- Rekorder, alat musik yang populer sekarang untuk anak-anak sekolah.
- Krumhorn, alat musik yang mempunyai reed ganda ditutup didalam suatu selubung yang juga berfungsi sebagai tempat meniup alat itu.
- Shawm atau Pommer, Alat yang mempunyai reed ganda ditiupkan seperti obo, bunyinya keras dan nyaring.
- Dulcian, suatu pendahulu fagot, juga dibuat dalam beberapa suara.
- Kornetto, alat tiup kayu yang berbentuk seperti tanduk. Alat ini ditiup seperti terompet, yaitu melalui getaran dari bibir pemainnya.
Ketiga: Alat-alat Tiup Logam.
- Terompet, hanya harmonok-harmonik alam yang dapat disuarakan
- Trombon atau sack but, hampir sama bentuknya dengan trombon modren. Suaranya lebih halus karena lubang bornya lebih sempit.
Keempat: Alat-alat Musik Petik.
- Lut, salah satu alat yang paling populer pada abad ke-16. senar-senarnya dipetik bukan dengan kuku, melainkan dengan ujung-ujung jari.
- Vilhuela, sejenis lut dengan bentuk badan yang mirip gitar, dipakai di Spanyol, abad ke-16.
Kelima: Alat-alat Musik Keyboard.
- Organ, termasuk organ kecil yang dapat dipindahkan dan memakai suara reed saja (disebut regal). Organ-organ yang besar sering kali dibuat dengan beberapa papan tuts dan papan pedal kaki.
- Harpsikord, senar-senar dipetik oleh plektrum yang dibuat dari kulit atau bulu burung. Harpsikord kecil disebut spinet atau Virginals (di Inggris).
- Klavikord, senar-senar dipukul langsung oleh suatu benda yang terletak pada ujung tuts.
[32]Masa BarokhKata Barok (Baroque) dalam beberapa waktu sepanjang sejarah kadang berarti aneh, sangat penuh dengan hiasan, rumit, berbelit-belit, berlebihan serta memenuhi tempat dan wadah, baik dengan tindakan, gerakan, bunyi, hiasan dan warna. Zaman Barok menandai akhir dari zaman Renaissance (kelahiran kembali) dan masuk kedalam zaman yang lebih bersifat feodal dan aristokratis. Zaman ini dimulai tahun 1600 dan diakhiri dengan tahun 1750 dengan wafatnya Johann Sebatian Bach, seorang komponis kenamaan zaman Barok (1685-1750). Terutama dalam masa akhir musik Barok kebanyakan berupa musik musik Poliphony didalam pola musiknya, pola poliphony yang terdapat dalam musik barok berbeda dengan textur poliphony dalam musik renaissance. Dalam musik barok terdapat satu atau dua melodi tema yang berkejar kejaran atau saling berdialog dengan satu sama lainnya, dalam hal ini biasanya bagian treble (sopran) berdialog dengan bagian bass, dan melodi utama keduanya diulang ulang, ini menjadi pola dasar poliphony yang digemari.
[33]Dari kutipan diatas menunjukkan bahwa pada masa Barokh alat musik yang sangat tren dikenal adalah kemungkinan adalah drum dan bass yang dimana dapat kita lihat dari jenis musik yang hasilkan pada masa itu yang bertempo cepat dan kejar-kejaran seolah-olah menunjukkan satu kekerasan lirik lagu. Hal itu juga diperkuat dari sebuah jenis musik yang memang jelas-jelas menunjukkan kekhasan jenis alat musiknya yakni :
Ensemble Basso Continuo biasanya dimainkan oleh dua alat musik, alat musik bass (Cello, Basoon, Contra Bass dll.) dan alat musik keyboard (alatmusik yang berpapan tuts) dalam zaman ini adalah harpsichord (untuk musik sekular) dan organ pipa (untuk musik sakral).
[34]Dalam jaman Barok alat musik terus diperkembangkan. Sebenarnya prosesini sudah dimulai pada jaman Renaissance. Bukan jenis alat musik yang ditambah- kecuali piano (Hammerklavier) – tetapi mutu dari suara, termasuk usaha untuk meningkatkan ungkapan ‘efek’ / perasaan. Maka alat musik yang sukar diperbaiki keindahan bunyinya lama-kelamaan lenyap.
[35]Dalam pernyataan diatas bahwa sesudah di mulainya zaman Renaisans, alat musik sudah pada zaman Barok terus diperkembangkan. Bahkan dalam zaman ini mutu dari suara alat musik tersebut ditambah. Artinya dalam bahwa keberadaan musik yang semula tidak lagi sama, tetapi pada zaman ini mutu dan kwalitas alat musik itu sudah berubah. Dan bahkan pada zaman ini banyak alat-alat musik yang di pakai, adapun alat-alat musik yang di pakai adalah sebagai berikut.
Alat musik yang dipakai pada jaman Barok:
1. Dalam musik istana dan gereja (musik seni): biola, biola alto, cello, lute, gitar, teorbe, harpa, cembalo / harpsichord, organ, flute, horn, trompet, pauken.
2. Dalam musik rakyat: biola sederhana(Oktavgeige), Drehleier (alat gesek dengan dawai bordun), gitar, Hackbrett (Dulcimer semacam sitar), Maultrommel (rinding), pikolo, rekorder (Blockflote), Schalmei (semacam klarinet), Krummhorn (alat tiup kayu), genderang, kastagnet, xilofon, lonceng kecil dan sebagainya. Pada awal zaman Barok masih terdapat sejumlah alat musik tiup kayu (pommer, fagot,raket) yang kemudian lenyap kecuali obo dan klarinet.
[36]Pengaruh Alat Musik Bagi GerejaBerbicara penagaruh alat musik bagi Gereja, pada saat ini sangatlah berpengaruh. Karena pada saat ini banyak gereja-gereja yang ditemukan yang tidak puas dengan Musik yang dipakainya selama ini (Keybord), dan orang-oarang atau pengurus-pengurus bahkan gembala-gembala gereja tersebut selalu berusaha untuk menambah alat musik dari yang sebelumnya atau membeli alat musik yang lengkap. Dan tidak jarang ditemukan gereja di penuhi jiwa-jiwa setiap kali beribadah karena pengaruh alat musik yang full (Full Band).
Mawene dalam bukunya Gereja yang bernyanyi mengatakan bahwa; “Didalam peribadahan gereja, alat-alat musik pun dipergunakan untuk menunjang suasana dan tujuan peribadahan.”
[37] Dalam hal ini pengaruh alat musik bagi gereja atau periabadahan gereja sangat lah penting karena dapat mendorong suasana peribadahan gereja.
Sebagai mana daud serius dalam pendekatan dengan pelayanan musik di bait Allah, hal ini bisa kita kitab I Tawarikh: “Daud menyuruh para pemimpin lewi untuk menunjukkna saudara-saudara mereka sebagai penyanyi untuk menyanyikan lagu gembira yang diiringi oleh musik; “gambus, kecapi dan ceracap” (I Taw 15:16). Juga; “Heman dan Yedutun” bartanggung jawab untuk membunyikan nafiri dan ceracap dan memainkan alat musik lain untuk lagu kepada Allah”. (I Taw 16 : 42). Dan satu-satunya syarat juga untuk pelayanan lewi dalam rumah Tuhan adalah mampu bermain musik, begitu juga mereka yang berfungsi dalam musik memegang peranan yang berpengaruh dalam kehidupan gereja.
[38]Peranan Alat Musik dalam Ibadah Kristen
Berbicara tentang peranan itu sama artinya dengan kegunaan atau maksud. Demikian juga halnya dengan peranan dan maksud kegunaan dari alat-alat musik hal itu menjadi suatu yang vital bagi pelayanan didalam gereja, bagaimana, siapakah, atau apa yang terjadi ketika alat musik dimainkan oleh gereja dalam setiap ibadahnya.
Maksud dari pemakaian alat-alat musik
· Untuk melayani Allah di hadirat-Nya (I Taw 16: 4)
· Untuk memuji Allah (I Taw 23: 5)
· Untuk mengiringi penyanyi dalam sukacita dan puji-pujian (I Taw 15: 16)
· Untuk memanggil dan memimpin jemaat dalam beribadah (Bil 10: 1-10)
· Mempersiapkan Jemaat untuk bernubuat (II Raja 3: 15)
· Untuk menyampaikan nubuat (I Taw 25: 1-3)
· Untuk memimpin dan dimainkan dalam peperangan (Bil 10: 2-10)
· Untuk mengantarkan dan mengumumkan kehadiran Allah (Maz 47: 6)
· Untuk mengajar segala bangsa memuji Allah (Maz 57: 8-10)
[39]Peralatan musik yang digunakan haruslah berhati-hati digunakan karena pada zaman dan akhir-akhir ini banyak penyalahgunaan peralatan musik oleh anak-anak muda Kristen yang kurang bertanggung jawab. Ada beberapa fakta yang nyata dari penggunaan alat musik yang salah oleh mereka-mereka yang kecanduan obat bius. “Musik, yang diciptakan oleh seseorang atau sekelompok musikus yang kecanduan obat bius atau yang kerasukan setan, bisa sangat mengotori kehidupan penggemar musik jenis itu. Sebagai contoh ekstrim, kita tentunya pernah membaca atau mendengar salah satu kelompok musik terkenal di Eropa dan di seluruh dunia, KISS (1979), yang merupakan singkatan resmi dari KNIGHTS IN SATAN`S SERVICE, dalam bahasa Indonesia berarti:"Hulubalang-Hulubalang Setan". Atau "Hamba-Hamba dalam Pelayanan bagi Setan".
[40]Selain daripada itu jemaat beserta seluruh anggota yang berada dan bertanggung jawab atas keberadaan gereja maka haruslah mengusakan ada keseimbangan dalam pemeliharaan dan penggunaan alat musik didalam satu orkestra atau yang disebut sinkronisasi. Diantara berbagai jenis alat musik yang dibunyikan harus ada keseimbangan nada (Misal: drum, gitar, serta piano diberikan pengaturan yang seimbang, tiadak ada yang terdengar lebih dominan dari yang lainnya) sehingga dengan adanya keharmonisan nada-nada alat musik itu maka sekali lagi penulis menyatakan bahwa alat musikpun bisa menjadi satu alat yang membawa jemaat lebih masuk lebih dalam lagi dalam hadirat Tuhan.
Sementara Mewene dalam bukunya menuliskan bahwa alat musik dalam gereja adalah membantu, memandu, dan mengiringi jemaat untuk bernyanyi dengan baik. Sebagai contoh : dalam gereja-gereja Protestan yang mengenal peranan pemimpin pujian, alat-alat musik itu mengambil alaih peranan tersebut.
Merasakan kebaikan TUHAN serta berjalan selaras dengan Firman TUHAN merupakan syarat mutlak dalam Praise and Worship GOD. Kemampuan dan performa pemusik maupun penyanyi lagu rohani bukan jaminan dapat menguatkan iman seseorang yang mendengar suaranya. Namun memuji TUHAN karena telah mengalami kebaikan dan kemurahan TUHAN seperti yang telah dilakukan, akan dapat menguatkan iman orang lain, sehingga menjadi berkat bagi orang lain.
[41]Sebagai masukkan yang mungkin bisa dilakukan adalah gereja yang hidup sudah barang tentu punya keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan, salah satunya alat musik yang baik (Jika keuangan gereja lokal mencukupi). Selain daripada itu gereja haruslah mempersiapkan para pemain alat musik lebih diperlengkapi lagi untuk mempelajari alat musik yang lainnya sebagai variasi tambahan. Tuhan mau gereja yang memiliki alat musik agar dapat juga memberikan perhatiannya kepada perawatannya dengan baik dan hati-hati. “kerinduan Tuhan yang terbesar atas hidup kita adalah agar kita mengalami penyembahan surga”
[42]Hal ini menunjukkan bahwa betapa Allah juga menyatakan kuasanya dengan luar biasa melalui perantaraan alat musik.
Ada banyak alat musik yang disebutkan diseluruh Alkitab. Alat tersebut digunakan untuk mempersembahkan puji-pujian kepada Allah. Alat musik itu antara lain: tambur, kecapi, trompet, organ, seruling, alat musik dengan sepuluh tali atau sejenis gitar, cymbal atau canang, simbal yang bersuara sangat nyaring dan lain-lain.
[1] T.n Suara Methodist Indonesia (Medan: Percetakan Methodist, 1940), 34
[2] http://sekolahmingguhkbptamanmini.blogspot.com/2007/03/musik-dalam-alkitab.html[3] T.n Suara Methodist Indonesia (Medan: Percetakan Methodist, 1940), 34
[4] Mike dan Viv Hibert, Pelayanan Musik, (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2006), 13
[5] Mike dan Viv Hibert, Pelayanan Musik, (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2006), 15
[6] http://sekolahmingguhkbptamanmini.blogspot.com/2007/03/musik-dalam-alkitab.html[7] Mike dan Viv Hibert, Pelayanan Musik, 18-19
[8] http://www.grii-andhika.org/ringkasan_kotbah/2000/20000820.htm[9] Mike dan Viv Hibert, Pelayanan Musik, (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 2006), 12-13
[10] Ray Hughes, Suara Surga Simfoni Bumi, (Jakarta : Nafiri Gabriel, 2001), 87
[11] T.n Suara Methodist Indonesia (Medan: Percetakan Methodist, 1940), 34
[12] Ibid,34
[13] Karl-Edmund prier sj, Sejarah Musik Jilid 1,(yokyakarta Pusat Musik Liturgi,1991),14-15
[14] H.Rosin, Tafsiran Alkitab-Kitab Keluaran, (JKT: BPK GM, 2002),212.
[15] D.G. Strading, “Alat-alat Musik” dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini dan K.A.Kitchen , Pen. MH.Simanungkalit, Peny. H.A Oppusunggu.(JKT: YKBK,2002),112
[16] D.G. Strading, “Alat-alat Musik” dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini dan K.A.Kitchen , Pen. MH.Simanungkalit, Peny. H.A Oppusunggu.(JKT: YKBK,2002),112
[17] Yosua 6: 2-5
[18] D.G.Steadling dan K.A. Kitcher, “Musik” dalam Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, 109.
[19] Alan Millard, “Alkitab Perjanjian Lama dan Wilayah timur Dekat Kuno” dalam Hand Book to The Bible. Pen. Ny Yap Wei Fong dkk. Peny. Ny Pauline Tiendas (Bandung :Kalam Hidup,2004),268
[20] Diktat darma Agung
[21] Sumber: Kenneth W. Obsek, The Ministry of Music, Kraaal Publiestinn. Grand Rseids. 1971.http://gema.sabda.org/sejarah_perkembangan_musik_rohani.
[22] Mike dan Viv Hibert, Pelayanan Musik, 224
[23] Ibid 15
[24] Mike dan Viv Hibert, Pelayanan Musik, 35
[25] Ray Hughes, Suara Surga Simfoni Bumi, (Jakarta : Nafiri Gabriel, 2001), 77-78
[26] Ibid, 35
[27] Soemitro. Musik Gereja yang Bagaimana, (Bandung: Kalam Hidup, 2008), 32
[28] Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia;1998),66
[29] Ibid, 66
[30] Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia;1998), 26
[31] http://etnomusikologi.informe.com/pengaruh-perubahan-zaman-musik-pada-gereja-kristen-protestan-dt42.html[32] Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia;1998),145-146
[33] http://musica_ursuliana.blogs.friendster.com/my_blog/
[34] http://musica_ursuliana.blogs.friendster.com/my_blog/
[35] Karl-Edmund prier sj, Sejarah Musik Jilid 1,(yokyakarta Pusat Musik Liturgi,1993), 13
[36] Karl-Edmund prier sj, Sejarah Musik Jilid 1,(yokyakarta Pusat Musik Liturgi,1993),14
[37] Mawene, Gereja yang Bernyamyi, (Yogyakarta: ANDI, 2004), 67
[38] T.n Suara Methodist Indonesia (Medan: Percetakan Methodist, 1940),36
[39] Ibid, 58-59
[40] http://sekolahmingguhkbptamanmini.blogspot.com/2007/03/musik-dalam-alkitab.html[41] http://www.tabernakel.org/renungan/?id=11062601
[42] Ray Hughes, Suara Surga Simfoni Bumi,( Jakarta : Nafiri Gabriel, 2001), 78