Berbicara tentang musik. Musik adalah bagian dari kesenian dan yang sudah dikenal sejak Allah menciptakan alam semesta. Mike dan Viv Hibert menuliskan dalam bukunya “ketika Allah menciptakan alam semesta, Dia memasukkan unsur musik dalam setiap bagian dari ciptaanNya.”
[1] unsur musik yang disebut diatas adalah suara atau irama yang ada dalam musik dan itu bersumber dari benda-benda yang bisa dijadikan alat musik. Bahkan berdasarkan Alkitab manusia sudah mengenal alat musik pada generasi kelima setelah manusia pertama (Adam).
[2] hal ini menjadi sebuah tanda dimana Allah menyukai musik dengan segala unsurnya.
Sejak zaman dahulu, Tuhan memberikan kepada manusia ciptaanNya (memang tidak semuanya) suatu kepekaan dalam memainkan alat musik maupun menyanyi. Alat musik zaman dahulu sangatlah sederhana, dibuat dari bahan apa saja yang dihasilkan dari bumi ini, atau dari kulit binatang, tapi alat musik yang sederhana itupun dapat menghasilkan do-re-mi.
[3] Kalau dilihat dari perkembangan alat musik zaman dahulu dengan zaman sekarang ini, sudah begitu banyak jenis-jenis alat musik yang mulai muncul ditengah-tengah kalangan para pencinta musik. Bahkan sekarang hampir semua alat-alat musik yang terbuat dari bahan elektronik atau yang berbau komputer yang sangat canggih. Terkadang juga sebuah gereja tidak puas dengan alat musik yang telah dimiliki, mereka selalu mencari kemungkinan-kemungkinan baru untuk dikembangkan jemaat.
Berbicara tentang sejarah dan pandangan teologis alat musik menjadi topik yang cukup unik bahkan lebih unik lagi jika dibandingkan dengan ibadah-ibadah Kristen yang sudah ada di Indonesia secara khusus gereja-gereja lokal yang muncul dengan berbagai aliran atau dogma, namun tujuannya tetap yakni Yesus sendiri. Yang menjadi masalah terkadang para pemain alat musik serta kaum awam tidak tahu benar pengertian alat musik secara teologis. Bob Storge menuliskan dalam bukunya menyatakan bahwa bangsa Israel tahu benar dari segi teologis maupun pandangan biasa tentang pentingnya pujian melalui alat musik yang mereka bunyikan ketika menyembah Tuhan. “Miryam mengambil rebana dan memimpin wanita Israel menyanyi. Pada saat itu Musa dan seluruh umat Israel menyanyikan lagu kemenangan yang hebat sekali bagi Tuhan, yang tersirat sebuah Wahyu yang menakjubkan”
[4] Begitu pentingnya alat musik dalan ibadah sehingga sangat perlu dipelajari dan melalui lat musik ternyata Allah juga menyatakan kuasaNya.
Setiap kali Alkitab menyebut suara sangkakala selalu diikuti peristiwa yang penting. Sejak pertama kali disebutkan dalam Keluaran 19: 13, ketika menegakkan perintah Allah, sampai sangkakala yang ditiup tujuh kali sebagaimana dinyatakan Wahyu 8: 6 – Wahyu 10, dan masih bergema hingga sekarang, suara sangkakala menandai hadirat Allah.
[5] Dari penjelasan diatas berkesimpulan bahwa alat musik sejak awalnya menjadi sarana yang efektif oleh Allah untuk menyatakan kemuliaanNya bagi bangsa-bangsa.
Pendalaman teologis dan historis dalam ibadah Kristen memberi pemahaman bahwa lebih dari yang biasa dipikirkan akan terjadi melalui alat musik. Allah tidak kehabisan cara untuk menyatakan kemuliaanNya bagi bangsa-bangsa.
Latar belakang
Pada sekarang ini banyak gereja-gereja tidak mengetahui tujuan pemakaian alat musik yang mereka pakai dalam ibadah, sehingga ada gereja memandang alat musik tersebut sebagai pengganggu atau pengacau didalam ibadah mereka. Dan ada juga gereja memandang kalau alat musik yang lengkap seperti drum, keyboard (piano), gitar (bass) atau fullband itu hanya bisa dipakai gereja yang beraliran Roh Kudus (Kharismatik). Dan yang menjadi masalah ada juga pandangan gereja tentang alat musik yang lengkap (fullband) hanya bisa dipakai dalam ibadah muda-mudi sebuah gereja.
Ada juga beberapa masalah yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini :
Pertama, ada beberapa pandangan didalam Gereja bahwa alat musik suku Batak seperti: Gondang (gendang),sarune (serunai),sordam (Sejenis suling), Ogung (gong), hasapi (Kecapi) tidak layak dipergunakan dalam gereja atau ibadah Kristen.
Kedua, ada gereja yang memandang alat musik tersebut sebagai penarik jiwa-jiwa atau menyemarakkan suasana ibadah sehingga alat musik tersebut menjadi alat ketergantungan maka tanpa alat musik yang lengkap jemaat tidak lagi bersemangat untuk memuji/ mereka tidak datang beribadah sehingga mencari gereja yang memakai alat musik yang lengkap dan canggih.
Ketiga, begitu banyak pada zaman sekarang ini yang menjadikan alat musik dalam ibadah Kristen sebagai alat untuk menyalurkan bakat-bakat seni. Artinya banyak para pemuda yang memainkan alat musik dalam ibadah karena ada kemampuan mereka memainkannya. Sehingga ketika ibadah berjalan mereka memainkan alat musik itu sendiri dengan keinginan mereka sendiri sehingga menimbulkan nada-nada yang tidak cocok pada pujian yang dibawakan waktu ibadah, sehingga yang terjadi adalah hal tersebut tidak membawa berkat pada jemaat.
Keempat, adanya jemaat yang tidak paham makna dan tujuan pemakaian alat musik dalam ibadah. Viv Hibert dalam bukunya jelas sekali dituliskan bahwa :
Maksud dari pemakaian alat-alat musik :
1. Untuk melayani Allah dihadiratNya (I Taw 16: 4,6,37)
2. Untuk memuji Tuhan (Mzm 33: 22)
3. Untuk mengiringi penyanyi dalam sukacita dan puji-pujian (I Taw 15: 16)
4. Untuk memanggil dan memimpin jemaat dalam beribadah (Bil 10: 1-10)
5. Mempersiapkan jemaat untuk bernubuat (II Raja 3: 15)
6. Untuk menyampiakna nubuat (I Taw 25: 1-3)
7. Untuk memimpin dan dimainkan dalam peperangan (Bil 10: 2-10)
8. Untuk mengantarkan dan mengumumkan kehadiran Allah (Mzm 47: 6)
9. Untuk mengajar segala bangsa memuji Tuhan (Mzm 57: 8-10)
[6]Dari kutiban diatas membuktikan kepada kita bahwa penggunaan alat musik
Dalam ibadah bukanlah sembarangan tetapi memiliki fungsi yang jelas, bukan ajang menunjukkan kemampuan seseong tetapi lebih kepada persekutuan yang indah didalam baitNya Tuhan. Kata bersyukur lewat pujian dan musiklah kita menyampaikannya betapa Allah ajaib dan besar. Allah memberikan kepada manusia kepintaran untuk membuat karya yaitu alat musik dan sudah tentu Allah juga menginginkan kita manusia mempergunakannya untuk kemuliaan Allah kita.
Tujuan Penulisan
Proposal ini memaparkan bagaiman sebenarnya alat-alat musik dari pandangan teologis dan historis dalam suatu ibadah Kristen. Karena dengan melihat perkembangan yang terjadi masa-masa sekarang ini alat-alat musik menjadi tren yang ditengah-tengah lingkungan gereja dengan berbagai aliran. Dalam setiap moment ataupun setiap kegiatan kerohanian bukti nyata yang terlihat adalah bahwa alat-alat musik akan disediakan dengan megah dan mewah, tetapi sayang mengertikah gereja-gereja makna dasar dari musik tersebut?
Tujuan yang pertama, supaya semua warga gereja memahami apa maksud alat-alat musik dipakai dalam ibadah Kristen.
Tujuan yang kedua, supaya memperbaiki kesalahpahaman atas pandangan warga gereja terhadap pemakaian alat musik dalam ibadah, seperti alat musik fullband hanya dipakai oleh gereja yang kharismatik.
Tujuan yang ketiga, supaya para pemain alat musik dalam gereja mengetahui maksud dari pemakaian alat musik dalam ibadah terutama dikalangan anak muda, dan bukan untuk pelarian diri bakat yang dimiliki.
Definisi Istilah
Sesuai dengan judul proposal ini yaitu “Tinjauan Teologis dan Historis Alat-alat Musik Dalam Ibadah Kristen” maka penulis membuat istilah untuk menghindarikesalapahaman terhadap judul proposal ini. Pertama, yang dimaksud dengan teologis adalah: dalam arti paling sempit, teologi adalah studi dari pengetahuan tentang Allah. Tetapi dalam arti lebih luas dalam bahasa modren, teologi adalah uraian rasional dari suatu agama yang ditunjang oleh sejumlah subsdisiplin termasuk studi nasakah-naskah suci, etika, doktrin, sejarah dan peribadahan
[7].
Kedua, yang dimaksud dengan Historis adalah: (1) Berkenan dengan sejarah: bertalian atau ada hubungan dengan masa lampau, (2) Bersejarah
[8].
Ketiga, Alat Musik adalah benda yang dipakai untuk menyusun nada atau suara di urutan kombionasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan
[9] dan sedangkan ibadah adalah pertemuan para jemaat-jemaat Tuhan.
Pembatasan Masalah
Agar benar-benar tulisan ini tidak merambat dan melebat kearah yang lain-lain maka penulis memberikan pembatasan masalah, dengan harapan tepat pada sasaran. Penulisan ini membahas secara umum pandangan teologis dan historis alat musik dalam ibadah-ibadah Kristen. Penulisan berfokus pada alat-alat musik yang digunakan dalam ibadah-ibadah kristen secara khusus gereja-gereja yang memiliki alat-alat musik, sehingga tidak hanya gereja tetapi para pemain musiknyapun memahami alat-alat musik itu dari segi teologis dan historis.
Metode Penulisan
Penulis memilih metode deskriptif dalam penulisan ini, yang tidak mengutamakan angka-angka statistic. Sumanto menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah “metode yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada”
[10] Hal yang di Interpretasikan (dikaji dan ditafsirkan) bisa saja perihal kondisi atu hubungan, pendapat yang sedang berlangsung, akibat efek yang terjadi atau kecenderungan yang tengah berkembang dimasyarakat.
Hipotesa
Sebagai kesimpulan sementara, hipotesa penulis dari tulisan ini adalah: Alat Musik menjadi sarana yang efektif dalam Ibadah Kristen. Pemahaman secara teologis dan historis tentang alat-alat musik dalam ibadah Kristen diyakini dapat membawa umat kristen menyembah Allah lebih sungguh lagi, dan menggunakan beragam alat-alat musik untuk Kemuliaan Tuhan.
Artinya, bahwa alat musik akan lebih baik dan bermakna serta memberikan pelajaran penting kepada para pemain musik bahwa sesungguhnya alat musik yang dimainkan bukan hanya sekedar alat musik yang memberi semangat tetapi juga penuh makna teologis.
Sistematika Penulisan
Dalam karya tulis ini penulis mengurikan sistematika penulisan dengan judul yang telah ditentukan antara lain:
Bab I adalah pendahuluan dari penulisan skripsi ini, dimana dalam pendahuluan didalamnya terdapat latar belakang masalah, tujuan penulisan, definisi Istilah, pembatasan masalah, metode penulisan, hipotesa dan sistematika penulisan yang dibuat sesuai dengan judul skripsi ini.
Bab II dalam skripsi ini akan membahas tentang pemakaian alat musik dalam sejarahnya dimana dalam bab ini yang menjadi sub judul keduanya adalah tentang alat musik dalam Alkitab, Alat musik pada awalnya, dan akan dijelaskan juga bagaimana alat musik dalam zaman Adam, alat musik zaman Yosua, alat musik zaman Daud, alat musik zaman Salomo, alat musik zaman Perjanjian Baru. Selain itu dalam bab ini juga akan dibahas sejarah masuknya alat musik kedalam gereja yakni masa renaissance dan masa Barokh. Sub judul yang lain yang dijabarkan dalam bab ini adalah pengaruh alat musik bagi gereja dan peranan alat musik dalam Ibadah Kristen.
Bab III adalah pembahasan tentang tinjauan teologis dan historis alat musik. Sub judul pertama akan membahas tentang tinjauan teologis alat musik dengan sub judul kedua alat musik yang ditunggangi oleh iblis dan alat musik sebagai sarana penyembahan kepada Allah. Pandangan tokoh-tokoh Teologia tentang alat musik yakni dengan sub judul kedua tinjuan historis alat musik
[1] Mike dan Viv Hibert, Pelayanan Musik, (Jakarta: Yayasan ANDI,1988), 10
[2] Tp. Suara Methodist Indonesia,(Medan: Percetakan Methodist, 1940), 34
[3] Tp. Suara Methodist Indonesia, 34
[4] Bob Sorge, Mengungkap Segi-segi Pujian dan Penyembahan, (Yogyakarta: Yayasan ANDI, 1991), 35
[5] Ray Hughes, Suara Surga Sinfoni Bumi, (Jakarta: Nafiri Gabriel, 2001), 24
[6] Mike dan Viv Hibert, Pelayanan Musik, (Jakarta: Yayasan ANDI,1988), 58-59
[7] W.R.F. Browning. Kamus Alkitab, (jakarta : BPK Gunung mulia, 2007),441-442
[8] t.n. Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan, 355
[9] t.n. Departemen pendidikan dan kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (jakarta:balai pustaka, 1988), 1060
[10] Sumanto.Metodologi penelitian Sosial dan Pendidikan (Yogyakarta : Yayasan ANDI,1995),77