Jumat, 25 September 2009

pemulung IV


IMPLEMENTASI TERHADAP GEREJA MASA KINI


            Jika kita berbicara masalah implementasi maka akan ada dilibatkan dampak-dampak yang besar bagi subjek itu sendiri secara khusus dalam kehidupan pemulung dengan gereja atau kehidupan jemaat yang miskin dengan adanya gereja. Jelas sekali terlihat bahwa gereja adalah sebuah wadah yang memiliki pengaruh dan pengaruh itu akan menjadi sebuah teladan yang baik bagi gereja-gereja lainnya di Indonesia. Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia mempunyai dampak positif terhadap jiwa- jiwa atau jemaat yang miskin atau lebih spesifik lagi adalah komunitas pemulung di Simpang Kongsi Pancur  Batu.
            Dengan adanya pelayanan yang bergerak dibidang pemberdayaan jemaat miskin maka harapannya adalah bahwa gereja-gereja  yang ada dan sudah memiliki jiwa atau jemaat yang miskin akan semakin termotivasi untuk lebih mengembangkan sayap dan membuat terobosan-terobosan baru. Bagi gereja yang masih  berkembang juga diharapkan mampu menjadi gereja yang kuat dan kreatif untuk menciptakan karya yang terbaik untuk kemuliaan Tuhan. Allah yang menjadi dasar segala pelayanan yang ada akan terus memberkati gereja yang mau melayani, bahkan lebih dari itu adalah akan memberikan segala yang tidak pernah dipikirkan oleh gereja itu sendiri. Oleh sebab itu pelayanan harus dimulai dengan penyerahan diri yang total kepada Tuhan.
            Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI) sudah menggeluti pelayanan kepada para pemulung di Simpang Kongsi, dan dengan program-program yang sudah direalisasikan serta membawa pengaruh besar bagi kehidupan jemaatnya. Pengaruhnya antara lain adalah jemaat yang selama ini hanya memiliki pengetahuan hanya sebatas pekerjaan pemulung, dan mulai berkembang menjadi jemaat yang produktif dan bersemangat.
Membuka Pos PI yang Baru bagi Gereja
yang Melayani Komunitas Miskin

            Banyak orang datang kepada Kristus melalui pekerjaan para pelayan Injil atau melalui uluran tangan kelompok-kelompok khusus. Tetapi setelah mereka menjadi orang Kristen, mereka memerlukan suatu jemaat setempat untuk mengasuh dan membina mereka. Walaupun kita datang kepada Kristus sendiri-sendiri, kita tumbuh sebagai anggota satu tubuh. Tanpa suatu wadah untuk pengasuhan kita mudah diserang musuh kita dapat melihat hal seperti ini pada saat timbulnya Jesus Movement pada tahun tujuh puluhan. [1] Kita dapat menjangkau kaum miskin melalui pelayanan dijalan-jalan, tetapi ketika mereka menjadi Kristen, mereka harus bergabung dengan jemaat supaya tetap tinggal dalam iman baru mereka.
            Gereja memainkan empat peranan khusus dalam pertumbuhan rohani seorang Kristen, salah satunya adalah : Pelayanan, didalam jemaat kita dapat menyatukan dana dan kemampuan kita untuk menjangkau orang lain datang kepada Kristus. Kita dapat berhubunagn dengan orang Kristen lain yang sama melayani, baik itu kepada anak-anak, para tuna wisma, atau dalam misi dunia sekalipun. Pertumbuhan rohani tidak terjadi tanpa unsur-unsur ini. Kita tidak hanya diasuh dengan tujuan untuk bertumbuh secara mementingkan diri sendiri. Secara rohani kita menjadi kuat karena sumbangan kita kepada tubuh Kristus dan juga karena kita dengan sengaja hidup dari makanan rohani. [2]
            Penginjilan begitu penting dalam pelayanan suatu gereja karena dalam penginjilan terlihat jelas bahwa gereja yang menginjili adalah gereja yang bertumbuh dan gereja yang akan maju, serta gereja yang diberkati. Oleh sebab itu, dengan adanya penginjilan maka akan ada satu kemauan untuk mengembangkan pelayanan sebab dalam firman Tuhan tertulis jelas.
            Pembukaan Pos PI merupakan mesin untuk memenangkan jiwa lewat pekerja-pekerja dalam gereja. Bahkan lebih dari itu diharapkan juga jemaat-jemaat yang sudah bertumbuh akan sama dengan Hamba-hamba Tuhan tersebut untuk memenangkan jiwa sebanyak mungkin. Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI) sudah menerapkan konsep semangat penginjilan serta membuka Pos PI yang baru, diantaranya Pos PI komunitas pemulung yang ada di perumahan Milala, dan Pos PI komunitas gelandangan dibawah jembatan yang ada di Jalan Perdana, serta Pos PI komunitas pemulung jalanan yang ada di Koserna Ujung Pasar Lima Padang Bulan.
            Seluruh Pos PI ini di rintis oleh tim pelayan Gereja Perhinpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI). Pos-pos PI ini menjadi salah satu fokus pelayanan di Gereja induk di simpang kongsi. Jumlah jiwa yang ada pada masing-masing Pos PI sekitar 10-15 kepala keluarga semetara di Gereja Induk jumlah jiwa 43 kepala keluarga.
Mengubah Paradigma Tentang Pemulung
            Pemikiran yang identik dimiliki oleh para pemulung adalah mereka cenderung memiliki sifat yang keras tetapi sering kali bersifat negatif. Mereka suka dengan kekerasan misalnya, perkelahian,”memalak”, mabuk, bekata kotor, dan sebagainya. Para pemulung ini beranggapan bahwa hidup ini harus dinikmati selagi masih hidup, mereka juga merasa bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan hanya sebatas mitos. Pola pemikiran para pemulung ini dimiliki oleh mereka –mereka yang tidak percaya kepada Yesus, kalimat ”tidak perlu ke gereja” sering diucapkan untuk mempengaruhi orang-orang percaya di sekitarnya.
            Pola pikir yang tidak berkembang terus terjadi dari generesi ke generasi secara khusus para pemulung yang jauh dari Tuhan. Tidak hanya dari segi ke-Tuhanan  tetapi juga dari segi pendidikan, pengetahuan yang rendah mengakibatkan pola pikir yang rendah pula, tidak mampu untuk mengembangkan diri, tidak mampu untuk menciptakan sesuatu yang membawa dia kepada kesuksesan dan perubahan. Oleh sebab itu Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI) membuat program-program gereja yang mencakup semua aspek kehidupan yang rendah bagi para pemulung diantaranya, dibuatnya program belajar- mengajar bidang studi bagi anak-anak pemulung yang tidak mampu membiayai sekolahnya.
            Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa : memaparkan rahasia penanggulangan kemiskinan dengan mengandalkan kekuatan spiritual lebih dulu dibandingkan kekuatan intelektual atau emosional…. pentingnya membangun kekuatan serta kecerdasan spiritualitas, emosional dan intelektual masyarakat secara seimbang, dalam upaya penanggulangan kemiskinan. [3]
            Pekerjaan yang dikerjakan oleh para pemulung ini biasanya dilakukan dengan berbagai jenis pekerjaan antara lain: mengumpulkan plastik assoi, membuat kompos, dan mengambil makanan basi. Menabur / berinvestasi adalah pola pikir, tindakan dan kebiasaan yang dilakukan oleh orang orang kaya, makanya mereka yang ingin kaya, harus berpikir dan bertindak serta mempunyai kebiasaan sebagai layaknya orang kaya terlebih dahulu. Dan penulis percaya ini sama seperti SUKSES, mereka yang mau sukses harus terlebih dahulu berpikir, bertindak dan memiliki kebiasaan seperti layaknya orang sukses. [4]
 Biasanya orang beranggapan, bahwa mereka ”berbahagia”, apabila mereka bisa memiliki ”semua” — kekayaan, kekuasaan, kemashuran, kesehatan, kesenang-an, umur panjang – walau minus Kerajaan Allah. Sebab yang ini – Kerajaan Allah – itu entah prioritas nomor berapa namun bagi Yesus, yang berbahagia adalah mereka yang ”empunya Kerajaan Sorga”. [5]
            Gereja tidak hanya bertujuan membawa jiwa datang kepada Kristus tetapi juga mempunyai tujuan untuk merubah pola pikir jemaat. Demikian halnya dengan Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia ambil bagian untuk memberikan pelayanan yang lebih kepada jemaat pemulung yang ada di Simpang Kongsi Pancur Batu. Oleh sebab itu dengan mengingat fokus pelayan ini penulis mempunyai beberapa alasan mengapa seharusnya Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia terlibat dalam kehidupan masyarakat Kristen:
  • Dengan perantaraan Yesus Kristus, Allah telah membuat kita menjadi bagian dalam satu umat. Artinya sebagai orang Kristen, kita adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Dan kita perlu berada bersama dengan saudara kita untuk membentuk satu kesatuan umat Allah yang baru.
Yang artinya bahwa kesatuan umat Allah yang baru bukan berarti gereja memisahkan para pemulung dan membentuk satu komunitas yang baru yakni komunitas pemulung, seperti halnya dengan bangsa Israel yang adalah umat Allah dan berbeda  dengan Kristen yang sekarang adalah umat Allah yang baru. Para pemulung akan di berikan penjelasan atau kesadaran bahwa komunitas pemulung adalah komunitas yang bisa di gabungkan dengan komunitas masyarakat yang lainnya sehingga setiap orang akan saling membantu, menguatkan dan memberikan keseimbangan.
  • Keikutsertaan dalam tubuh Kristus merupakan sarana untuk bertumbuh dan sarana untuk melayani. Ketika gereja melayani maka akan terlihat bahwa kita bertumbuh dalam iman dan gereja juga akan menjadi gereja yang berhasil terlebih ketika  kita berhubungan erat dengan saudara-saudara kita dalam Kristus.
  • Allah sudah memerintahkan kita untuk menjadi bagian dari masyarakat Kristen miskin maupun kaya. Dan Allah menginginkan kita mengasihi siapapun yang menjadi sudara kita didalam Kristus. [6]
Dengan adanya pola pikir yang ditengah-tengah komunitas ini maka diharapkan akan mendapatkan hasil yang baik yakni berubah menjadi semakin baik. Bagi orang Kristen seharusnya berubah merupakan gaya hidup. Pada waktu kita menerima Kristus kita diterima dan dibenarkan olehNya. Tetapi kita tidak menjadi menyerupai Dia dalam seketika. Kita mengalami suatu proses perubahan untuk menjadi orang-orang yang Allah inginkan. [7]
            Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk suatu perubahan yakni :
  1. Pembacaan Alkitab mengubah diri Anda. Ditengah-tengah pelayanan Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI) Alkitab adalah satu-satunya buku yang pengarangnya selalu hadir saat dibaca. Para pelayan mencoba untuk menanamkan satu konsep pemikiran yakni setiap kali jemaat membaca Alkitab maka perubahan akan dialami. Dengan membaca Alkitab juga dibarengi sikap beribadah yang mengundang hadirat Allah hadir sampai pada akhirnya jemaat dikuatkan untuk melakukan apa yang sudah dibaca didalam Alkitab.
Tujuan dari metode ini adalah mengajarkan jemaat untuk melakukan doa dan pembacaan Firman tuhan setiap hari, melatih mereka untuk selalu bergantung kepada firman Allah yang menjadi dasar kehidupan mereka sehari-hari. Ketika jemaat melakukan kegiatan sehari-hari di pembuangan samapah, maka menjelanfg malam hari atau pagia hari mereka boleh merenungkan setiap perbuatan mereka, sehingga jemaat mampu mengkoreksi diri melalui firman Tuhan.
  1. Pembacaan Alkitab dalam kelompok mengubah diri jemaat. Dalam arti jemaat yang di layani setiap satu minggu sekali diadakan kelompok Sel yang anggotanya hanya beberapa orang saja sebab dalam aplikasinya jemaat diajak untuk membaca Alkitab bersama teman-teman yang lainnya dalm satu kelompok. Didalam kelompok itu juga dilakukan tanya jawab atau sherring, sehingga hati mereka dapat sedikit lega. Tidak hanya ditengah-tengah jemaat dewasa saja dibuat metode ini tetapi juga di dalam Muda-mudi Remaja, bahkan kepada anak sekolah Minggu kelas besar.
Sararan yang diharapkan dari metode diatas adalah jemaat boleh saling berbagi dalam pergumulan, jemaat belajar untuk tahu bagaimana keadaan teman-teman yang lainnya, dalam arti sederhananya kasih menjadi pengikat mereka dalam Kristus.
  1. Pendalaman Firman Allah mengubah hidup jemaat. Metode yang tidak hanya sekedar membaca Alkitab tetapi mempelajarinya maka perubahan akan menguasai pikiran jemaat. Metode ini bertujuan untuk jemaat yang mau melayani, mereka harus bertumbuh lewat pemahaman mereka terhadap Alkitab secara benar.
  2. Saling mendoakan menjadi satu metode yang baik dilakukan untuk menbawa perubahan bagi jemaat yang satu tubuh dalam Kristus. Dalam kelompok sel diadakan satu sherring doa yang bertujuan untuk menjadikan jemaat tahu bahwa lewat doa mereka dapat berubah karena ketika mereka berdoa akan ada efek yang positif bagi kehidupan jemaat. Dengan mendoakan orang lain jemaat diubahkan.
Metode ini bertujuan untuk melatih jemaat mendoakan orang lain, tidak egois, dan merasakan apa yang dirasakan teman seimannya. Yang paling mendasar adalah jemaat akan mendapatkan pola kebiasaan baik yakni berdoa bagi setiap orang.
               Sebagai penutup marilah kita merenungkan pola & kebiasaan orang kaya didunia, seperti contoh kecil yang kita sudah sama tahu yaitu pemilik Microsoft dan dinasti Rockefeller, dimana mereka telah dan masih terus menabur dalam jumlah 
Luar biasa besar terhadap anak-anak di negara- negara dunia ketiga, research centre yang bertugas menemukan obat-obat untuk mengurangi angka kematian, kaum tunawisma, pendidikan bagi mereka yang miskin, makanan bagi mereka yang lapar dll. [8] 
Karakter Pemulung
            Karakter pemulung yang sudah terpola mengakibatkan kehidupan pemulung terbentuk dalam pola pikir yang negatif.  Karena pemulung berpikir bahwa dengan melakukan pekerjaan sebagai pemulung ia merasa tidak menambah sesuatu yang baik bagi kehidupannya. Hal ini menjadi beban bagi para pelayan yang ada di Simpang Kongsi- Pancur Batu. Ada satu contoh karakter pemulung yang amat lekat dalam kehidupan mereka yakni masalah kesetiaan, baik kesetiaan dalam beribadah, melakukan doa, dan bahkan mereka harus banyak diarahkan untuk kesetiaan memberikan persembahan atau persepuluhan. Banyak lagi hal yang menjadi pola karakter mereka yang melekat tetapi tetap saja kesetiaan memberi paling kurang. [9]
Secara tidak sadar banyak pengkotbah akhir-akhir ini membawa pola pikir jemaatnya untuk memberikan pesembahan kepada Tuhan supaya kita diberkati. Pengajaran di balik mimbar yang saat ini menggejala, dan cenderung menitik-beratkan pada berkat secara materi. Hal ini akan membawa jemaat pada pola pikir dan moral materialisme “berilah maka kau akan diberkati berlipat kali ganda” seperti ajakan salesman perusahaan dana investasi. Bahkan seperti menganggap Tuhan itu tidak beda dengan illah-illah lain yang memberikan rejeki. Ini bahkan memberhalakan Tuhan!
Saya mengharap saudara tidak terlampau cepat merasa aman dan bebas dari bahaya penyembahan berhala, hanya karena saudara tidak menyimpan satu patung pun dan menyembahnya. Tetapi ketika kita menganggap bahwa Allah hanya sebagai sumber berkat, kita memberhalakan Dia menjadi illah yang sama dengan kepercayaan lain, sama dengan patung-patung, sama dengan dewa ini dan dewi itu.
Kelihatannya benar walaupun mereka menggunakan banyak ayat-ayat yang mendukung yang diambil dari Alkitab tentang pemberian persembahan supaya kita diberkati . Namun Allah adalah selalu menepati janjinya, tidak pernah ada janjinya yang tidak pernah ditepati : Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. [10]
            Kemungkinan terbesarnya adalah bahwa para pemulung berpikir, jika ia memberi berarti mengurangi apa yang ia punya. Tetapi untuk mengantisipasinya para pelayan harus hati-hati untuk mengutarakan isi Firman Tuhan dalam setiap pengarahannya. Seperti: 2 Korintus 9:6 Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
Tidak salah apabila jemaat diajar “berilah maka engkau akan diberi”. Tidak salah mereka diajar dalam hal “perpuluhan yang mendatangkan berkat berlimpah” Tetapi hendaknya hal itu diimbangi dengan pengajaran pembentukan hati yang berkenan kepada Tuhan. Sehingga ketika mereka memberi, mereka memberi dengan hati yang mengasihi, bukan dengan tujuan untuk mendapat imbalan dari apa yang diberikannya. Penonjolan berkat jasmani dijadikan suatu bukti bahwa Allah mengasihi kita. Itu adalah penonjolan yang keliru. Maka secara tidak sengaja, jemaat digiring pada kehidupan yang materialisme. Jemaat yang kaya, merasa lebih diberkati dibandingkan jemaat yang miskin. [11]
Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia memiliki strategi untuk menyampaikan beberapa pokok Firman Tuhan yakni masalah perpuluhan strateginya ialah :
Pertama, dengan menyampaikan lewat pemberitaan Firman Tuhan diatas mimbar dalam ibadah-ibadah yang sudah berlaku  digereja. Dengan pemuridan yang dilakukan oleh gereja kepada jemaat yang akan dibaptis, dengan cara itu mereka ditanamkan dari awal masalah perpuluhan yang adalah haknya Allah, jadi ketika mereka sudah menjadi anggota jemaat resmi maka mereka tahu konsep dasar dalam bergereja.
Kedua, untuk beberapa kesempatan gereja memberikan suasana yang baru, diantaranya gereja mendatangkan hamba Tuhan yang lain untuk menyampaikan topik yang sudah di tetapkan untuk disampaikan kepada jemaat.
            Karakter para pemulung ini yang paling menonjol adalah, hidup ini dan waktu ini adalah untuk bekerja. Dengan adanya konsep pemikiran yang demikian maka ada kemungkinan mereka cenderung malas dan tidak menggunakan waktu  dengan baik untuk Tuhan dan beribadah. Hal ini menyebabkan para pelayan bekerja keras untuk membawa perubahan konsep pemikiran jemaat yang  akan mendapat tegoran. Karakter pemulung yang cenderung menjadi sangat keras membawa dampak yang juga sangat besar bagi pertumbuhan gereja, yang pada akhirnya jemaat lain juga ikut-ikutan untuk tidak memperdulikan gereja.
            Kehidupan malam yang sering dilakukan oleh beberapa jemaat yang pemulung ini kadang kala memberikan dampak yang sangat besar bagi gereja. Para pelayan merasa sangat sedih akan hal ini dan untuk mengantisipasi hal ini maka gereja mengambil bagian dalam konseling pribadi. Apa saja yang menjadi masalah bagi kehidupan jemaat itu sendiri secara pribadi.
Menciptakan Komunitas Pemulung yang Ramah Lingkungan
            Dengan adanya pemulung yang bukan berarti mereka selamanya adalah orang yang jorok dan tidak tahu arti kebersihan diri. Gereja Perhimpunan Injili Baptis Indonesia (GPIBI) turut ambil peran yang sangat penting mengarahkan jemaat untuk lebih disiplin karena gereja juga mengharapkan kebersihan menjadi satu karakter mereka yang tertanam sehingga orang lain yang melihat berpikir sama dan berubah yakni pemulung di Simpang Kongsi ternyata tahu bagaimana hidup bersih.
            Para pemulung di Simpang Kongsi ini membagi tugas kebersihan dijalan tempat tempat pembuangan sampah. Dengan adanya sampah yang dibuang di Simpang Kongsi jemaat bisa memanfaatkannya untuk satu tujuan yakni membuat pupuk kompos, jadi sampah-sampah yang sudah ada dibakar dan ayak menjadi pupuk kompos dan sampah yang non-organik dijadikan sebagai bahan baku untuk membuat barang lainya yang lebih berguna untuk di daur ulang.  Gereja selalu menghimbau jemaat untuk hidup bersih, salah satunya melalui pembelajaran Firman Allah. Konsep pemahaman yang diberikan adalah hidup bersih berarti menjaga apa yang Tuhan sudah percayakan kepada mereka. 
            Gereja juga mengadakan bimbingan penyuluhan yang bertujuan untuk menjadikan jemaat lebih kreatif menciptakan suasana yang lebih kondusif dan nyaman. Jemaat yang tinggal dirumah kontrakan pada awalnya rumahnya kotor tetapi pada akhirnya setelah dilakukan penyuluhan akhirnya jemaat mampu memahami bahwa betapa pentingnya kehidupan yang bersih walaupun mereka selalu berada ditengah-tengah lingkungan yang kotor.  Suatu peningkatan yang luar biasa terjadi ketika seluruh jemaat diubahkan.
           



[1] Internet: Awan Santosa, Dadit G. Hidayat, Puthut Indroyono, Program Penanggulangan Kemiskinan. 

                [2] Tp, Pola Hidup Kristen, (Malang: Gandum Mas, 2002), 515-516
[3] Artikel: KEKAYAAN / Bagus Pramono
[4] Internet: Wishnu Iriyanto, [mediacare] Orang yang baik hati akan diberkati.
[5]Internet: Wishnu Iriyanto, [mediacare] Orang yang baik hati akan diberkati
[6]  Tp, Pola Hidup Kristen, 1029

[7] Tp, Pola Hidup Kristen, 1029
[8] Artikel: Wishnu Iriyanto, [mediacare] Orang yang baik hati akan diberkati

[9] Artiel: KEKAYAAN / Bagus Pramono
[10] 2 Korintus 9:7
[11]. Artikel: Miskin Kok Bahagia,Sinar Harapan 2003 Sabtu, 11 September 2004
                                                    


Tidak ada komentar: